Karir di indonesia biasanya dikaitkan dengan pekerjaan kantoran 9 to 5, padahal realitanya jaman sekarang bahkan sudah banyak orang yang bekerja dari rumah dan tetap menghasilkan cuan yang banyak.
Segala bisnis bisa dikatakan hampir semuanya bisa dilakukan secara online, mulai dari jual buku, produk makanan, pakaian sampai properti seperti mobil, tanah dan rumah.
Bagaimana dengan bisnis jasa? sejak pandemi 2020 penghuni kota-kota besar terbiasa menggunakan aplikasi meeting seperti zoom, google meet dan ini memudahkan pekerjaan, produktifitas dengan sedikit mobilisasi.
Lalu apa hubungannya karir dengan passion?
Bagaimana dengan musik? kita bisa lihat sendiri perlahan konser-konser musik kembali digelar bahkan bisa menggunakan stadion dengan jumlah penonton yang sangat banyak. contohnya konser Dewa 19 yang tembus 65.000. penonton di JIS beberapa waktu silam dan yang akan datang konser Raisa di GBK senayan.
Guru-guru musik mungkin lebih suka kelas offline, namun demikian kelas online juga sangat membantu untuk murid yang diluar kota.
Mungkin sebagian besar dari generasi millenial ketika remaja dilarang bermusik oleh orang tua, karena pekerjaan musisi banyak dianggap erat dengan dunia pergaulan yang kelam seperti narkoba, minuman keras, sampai seks bebas.
Saya masih ingat ketika remaja pernah ada orang bilang begini:
M: Mas, nanti klo gede mau jadi apa?
C: Saya mau jadi musisi
M: Oh mau ngamen ya?
Waktu itu saya belum punya jawaban, jadi saya hanya balas dengan senyuman. saya sendiri masih SMP waktu itu, sedang giat belajar gitar dan rajin mengulik kaset kaset koleksi kawan bokap.
Menjadi musisi adalah passion saya sejak remaja, bukan cuma ingin jadi pengamen , meskipun pekerjaan mengamen tidak salah. tapi saya ingin punya karya seperti lagu yang dinyanyikan banyak orang, punya grup yang dikenal luas, dan yang paling penting membuka wawasan masyarakat tentang musik.
Musik tidak hanya sebatas hiburan , banyak penelitian yang mengaitkan musik dengan tingkat kecerdasan seseorang. maka itu pelajaran musik menjadi menu di ekstra kurikuler pendidikan sekolah.
Musik juga bagian dari budaya, bangsa yang hebat pasti memiliki tradisi musik yang hebat pula. Eropa punya musik klasik dan orkestra, Amerika punya Big Band Jazz, Indonesia? ada ensemble gamelan.
Musik juga berhubungan dengan kesehatan mental, berbagai terapi hingga meditasi menggunakan musik dan sound design dengan frekuensi tertentu untuk memulihkan cara kerja otak yang menderita akibat stress berkepanjangan juga trauma akan masa lalu.
Musik sebagai sarana edukasi, seseorang yang belajar musik secara tidak langsung belajar tentang active listening , kepekaan, analisis, melatih sensori motorik halus dan kasar, dan kedisiplinan.
Musik juga membuka lahan pekerjaan bagi non musisi, contohnya di sekolah musik, bukan hanya musisi yang bekerja. mungkin disana ada admin medsos, security, yang bekerja sesuai office hour.
Musik juga menjadi salah satu media yang sering digunakan untuk kampanye iklan komersil, karena musik dinilai ampuh untuk menyampaikan pesan ke dalam benak seseorang. kita mungkin masih ingat jingle es krim Walls yang sering lewat depan rumah tiap sore. begitu kuatnya musik hingga tersimpan dalam memori masa kecil lewat jingle yang sederhana.
Musik dalam ritual keagamaan juga digunakan untuk menyentuh hati tiap individu. contohnya di gereja-gereja musik digunakan dalam setiap pelayanan.
Perusahaan rekaman, yang bekerja disana bukan semuanya musisi, ada marketing manager, finance, A&R manager, semuanya adalah pekerjaan kantoran yang sama-sama 9 to 5 mengurus distribusi musik.
Masih ingat CD? CD dicetak oleh perusahaan printing. sekali lagi ini menjadi bukti musik menghidupi industri lain
Jadi saran saya jika passion kamu memang di musik, maka berkarirlah di musik 😊👌.