Saya mau berbagi cerita yang mungkin bisa mengajak anda bernostalgia bersama. Tentang bass yang pernah mengisi hidup seolah pacar, rekan kerja, koleksi yang bisa menghasilkan nada dan uang.

Prince PB made in Korea (2001-2008)

Bass pertama saya dibelikan waktu usia 13 tahun, saya masih ingat beli ini di toko sport & musik dekat terminal rawamangun. Saya dibelikan bass ini sekaligus amplinya, dan pulang naik mobil bak dengan hati riang memiliki bass elektrik idaman. Sayangnya saya tidak punya foto menggunakan bass ini, atau ada fotonya tapi entah dimana.

Ibanez Soundgear Gio (2002-2014)

Kalau yang ini mungkin bass yang paling lama mengalami Love and Hate Relationship dengan saya. Awalnya bass ini adalah hadiah ulang tahun saya yang ke 16, tahun 2002 waktu itu sepulang sekolah SMA, menerima telpon dari Om saya. “Suka warna hitam atau merah?” Merah deh, dan kejutan pun tiba sore hari sebuah bass 5 senar lengkap dengan hardcase transparan.

Foto ini diambil ketika audisi MEzzo Jazz Competition bersama band saya di bandung JAzzkidding.

Cort Curbow 6 (2007-2008)

Bass ini saya beli dari hasil gaji reguler saya, waktu itu saya beli dari teman seharga Rp.1.500.000. tahun 2007. bass ini menemani saya ‘ngamen’ setiap hari dari satu cafe ke cafe lainnya, dari 1 toko pizza ke toko pizza lainnya.

Fender Deluxe Made In Mexico (2011-2012)

Bass ini hasil cicilan 1 tahun, beli di pondok indah. pertama kalinya punya bass cukup mahal seharga Rp. 9.000.000. masih terngiang betapa soundnya garing ketika dipakai rekaman, bunyi slap yang tidak pernah gagal ketika reguler di grand indonesia. juga pernah saya pakai manggung di Java Jazz 2012 bersama bandnnya Sierra Soetedjo.

Yamaha BB VI (2014-2015)

Bass ini saya yang selalu saya gunakan ketika manggung bersama LANTUN ORCHESTRA saya suka frekuensi mid-nya cukup jelas dan nge-blend dengan suara kendang. Mungkin ini adalah salah satu bass favorit saya di dunia, termasuk penyesalan terbesar dalam hidup ketika melepas bass ini. (semoga orangnya baca yang beli ya)

Sjuman Instrument (2016)

Squier Classic Vibe (2015-2017)

Bass ini juga peralatan tempur yang keluar setiap malam bersama saya mengisi gig reguler di cafe, hotel, bar, mall.

Squier precision made in China. (2017-2018)

taken at @artsound studio jakarta

Bass ini saya beli di AUVIMUS permata hijau, seharga Rp. 4 jt saja. Bass ini pernah dipakai untuk rekaman album LANTUN ORCHESTRA, karakter suaranya biasa saja, playability juga biasa saja, saya beli karena suka warnanya. dan Suara yang biasa saja itu.

Carvin LB 50 (2019)

Rasa-rasanya ini bass dengan kayu dan hardware paling tua yang pernah saya mainkan, menurut serinya sih tahun 80’an. punya pickup yang unik karena menggunakan humbucker, konfigurasi knobnya cukup rumit waktu awal pegang bass ini, tp cukup solid tonenya. kayunya maple bird-eye, fingerboard ebony, dan dapat carvin hardcase.

Youth Jazz @america

Luiza Bass (2020)

at Chaka Music Studio

Bass ini dibuat oleh luthier lokal Bone Soedhamadi. tadinya bass ini ssaya buat untuk anak saya belajar bass, dan ternyata masih terlalu berat, akhirnya saya pakai sendiri untuk rekaman.

sample audionya ada di beberapa recording Ika Rosarie

Sekian dulu koleksi bass saya. belum terpikir untuk ganti atau beli lagi semenjak pandemi.

Iklan