Budget, Budget,Budget!

Iya sih, supaya bisa mencapai profit lebih maka suatu produk mesti terbukti laku, dan kalau bisa sejak proses produksi jangan sampai menelan terlalu banyak biaya. Tapi siapa yang bisa tahu sih yang namanya masa depan dan nasib sebuah produk?

Sebut saja single adalah produk musik yang paling sederhana dan konon lebih mudah dan murah dibandingkan menggarap sebuah album, Tapi ini masih tergantung konsep ya kita bahas belakangan.

Kalau kamu buka spotify saat ini, ada ratusan lagu baru yang dibikin sama para producer hebat dan didengar sampai jutaan kali hanya dalam kurun waktu beberapa bulan.

Nah yang sering muncul di benak saya belakangan ini adalah gimana sih cara mereka promosi?

Terus terang saja saya ini lebih banyak pengalaman sebagai pemusik/ngamen dan menulis lagu. Saya menganggap pekerjaan saya ini ibarat chef yang lebih banyak di dapur dibandingkan muncul di toko dan ketemu langsung sama pelanggan.

Satu persatu saya kulik cara kerja record label, intinya sistem distribusi, marketing, promo, iklan, branding dan kurasi konten menjadi point penting yang mesti dipelajari para musisi independent kalau masih mau mempertahankan predikat musisi yang produktif yang jelas butuh biaya.

Nah, kadang atau malah seringnya saya dan teman-teman merasa mentok urusan budget. Merasa selalu kurang itu wajar, Tapi pernah nggak kita benar benar berhitung? Seringnya semua masih pakai sering pakai kata kayaknya.

Produksi

Ternyata di jaman digital dimana semua peralatan rekaman serba canggih , bahkan alat home recording juga sudah keren kok. Hampir kebanyakan pendengar musik saya nggak terlalu peduli atau malahan tidak bertanya gimana cara saya bikinnya. Rahasianya adalah saya merawat telinga saya untuk selalu dengerin musik bagus supaya punya selera musik yang bagus, dan ngerti cara bikin musik yang orang suka.

Ada teman saya seorang producer musik rap pernah bilang gini “yang penting hasil akhir bro” dengan pede maksudnya dia nasehatin saya adalah lo gak usah pusingin bagaimana cara ngetake, dimana takenya, yang penting lo bikin dan percaya aja karya lo keren, sama kalau bisa lo maksimalin alat yang lo punya. Nah kalau soal ada budget lebih sih mau pakai studio yang paling mahal di ibukota terserah deh, mau hire sound engineer terkemuka, musisi ternama , vocal director berpengalaman dll memang pasti hasilnya akan lebih maksimal tapi kalau nggak ada biaya masa iya mau maksain diri? Atau malah nggak bikin sama sekali? lagi lagi yang penting hasil akhirnya diperdengarkan ke khalayak umum.

Budget

Namanya musisi indie, sudah pasti akrab dengan istilah modal seadanya yang sudah pasti nggak meriah nominalnya. Baik merogoh kocek pribadi ataupun pinjam sama orang tua, atau bahkan barter jasa sama teman, Pokoknya bikin dulu.

Sponsor, Namanya juga orang ngasih duit, sudah pasti minta kompensasi secara nilai moral maupun ekonomis. Belum lagi kepemilikan master karya kita jadi nggak absolut lagi hak kita. Biasanya akan ada kontrak eksklusif yang muncul mengenai perizinan eksploitasi karya di kemudian hari.

Belakangan banyak teman-teman kita mengandalkan jasa semacam platform crowdfunding seperti kolase, kitabisa dan lain lain. Tapi saya belum dengar juga sih ada teman kita yang berhasil banget dengan cara ini. Paling hanya beberapa saja yang berhasil untuk satu momen, gak bisa sustain juga dengan cara ini.

Ujung-ujungnya yang bikin sukses adalah soal niat yang kuat, rajin, cermat sejak produksi, desain kemasan promosi, branding pokoknya dari A-Z memang sudah tertata rapi. Sama berdoa terus supaya kamu beruntung.

Marketing

Percuma saja bikin dengan biaya mahal tapi nggak dipromosiin, nggak pernah manggung, nggak pernah lagunya diperdengarkan di radio, bahkan sebagian dari kita masih nggak ngerti ada cara paid promote yang tersedia di berbagai social media.

Ternyata meski sekarang para musisi bisa upload sendiri musiknya ke berbagai platform digital tanpa jalur record label, Masih saja menyisakan pekerjaan lain soal paid promote. Sebab berbagai platform digital tersebut akan memproritaskan artis-artis dari record label karena belanja iklannya lumayan banyak, dan angkanya bisa hingga puluhan juta.

Apalagi kalau sebagai seniman, followers medsos kamu nggak terlalu banyak . Please minta tolong teman-teman kamu untuk bantu promo minimal lewat instastory . Atau re-share di Facebook. Bukan supaya ngetop, tapi ngebiasain kita juga untuk saling support.

Kalau punya rekan yang kerja di radio, apalagi kalau dia Music Director. Kamu nggak usah malu untuk nanya gimana caranya supaya lagu kamu bisa dipromosikan, kalau memang harus bayar anggap saja bayar jasa orang yang bekerja buat kamu. Nggak masuk istilah nyogok kok, karena nggak ada antrian yang kamu selak dan nggak ngerugiin siapapun.

Persoalan bayar, bayar, bayar coba deh sesekali dicatat. Bisa jadi angkanya nggak terlalu besar seperti yang selalu dibayangkan. Apalagi kalau ternyata lagu kamu disukai banyak orang, terus Royalti kalau diurus secara benar pasti menguntungkan tinggal berdoa aja dapat panggilan manggung yang berbayar dan syukur2 nambah penggemar sehingga bisa membuka peluang untuk tour atau bikin konser sendiri.

Kalau banyak duit, nggak usah jor joran juga buang sana sini untuk hal-hal yang gak penting. Kalau kurang duit, Jangan malu juga minta tolong. Kalau kamu cukup baik, orang lain gak akan keberatan bantu kamu kok yang penting kalau sudah berhasil jangan lupa sama jasa orang yang bantu kamu 😊.

Intinya duit cuma muter seputar kantong, rekening dan dompet. Niat baik untuk bikin karya dan semangat ikhtiar itu yang harus kita tambahin terus, semoga hidup kita semakin bermanfaat.

Iklan